Sidoarjo, BeritaTKP.Com –Balai Besar Karantina Pertanian Surabayamelakukan pemusnahan Benih jagung asal Thailand positif terinfeksi bakteri Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)-A1 Di Halaman belakang kantor BBKPS.Pemusnahan 29 Kg benih jagung berbakteri tersebut dilakukan dengan cara dibakar, Rabu (24/8/2017).
Informasi yang didapat, benih jagung tersebut masuk melalui Bandara Juanda, Juli 2017Setelah melewati pemeriksaan Karantina didapati benih ini positif terjangkit OPTK-A1 yakni bakteri Pseudomonas syringae pv syringae. Bakteri ini sangat berbahaya karena termasuk penyakit yang belum ditemukan di Indonesia dan tidak dapat dibebaskan dengan cara perlakuan, sehingga harus dimusnahkan.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi di sela pemusnahan mengaku tindakan pemusnahan ini sesuai UU No 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Selain itu tidak ada dokumen karantina (Phytosanitary Certificate).”Komoditas yang dikirim didominasi oleh vegetable seeds/benih sayuran dan benih bunga serta buah dari negara Asia maupun Eropa. Pengiriman melalui Kantor Pos Malang ini, petugas berhasil mengamankan 29 paket, Kantor Pos Kediri sebanyak 99 paket dan dari Kantor Pos Besar Jember ada 59 paket,” kata Musyaffak Fauzi.
Musyaffak menambahkan, benih yang mengandung penyakit berbahaya ini paling banyak dimasukkan perorangan, meski masih ada dari perusahaan.”Barangnya dimusnahkan, sementara itu pelaku akan di akukan penyidikan, pendalaman, atau ini unsur kelalaian,” jelasnya.
Sementara itu, Viva Yoga Mauladi selaku Wakil Ketua Komosi IV DRP RI mengujarkan bahwa pihaknya bersama instansi terkait memusnahkan dengan cara pembakaran benih dan bibit yang masuk di Indonesia, terutama di Jawa Timur. Karena setelah di uji labaratorium, mengandung golongan bakteri A1 seperti bakteri Pseudomonas syringae pv syringae.
Selain itu ia juga mengapresiasi balai karantina menemukan benih jagung yang mengandung bakteri OPTK-A1 Juli 2017. Itu berarti berhasil mencegah beredarnya bibit jagung membahayakan ini dan termasuk penyakit yang belum ditemukan di Indonesia.”Benih ini diduga dari Thailand dan sangat berbahaya.Selain itu termasuk penyakit yang yang belum ditemukan di Indonesia dan tidak bisa dibebaskan.Cara yang bagus harus dibakar agar bakterinya hilang,” ujarnya. @lutfi/nardi