Surabaya, BeritaTKP.Com – Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil mengungkap pelaku kejahatan pembunuhan sadis terhadap Tasri alias Sri, pembantu rumah tangga (PRT) di perumahan Puncak Permai hal ini terkuak berkat kejelian polisi, pelaku pembunuhan tersebut.
Siapa sangka ABG 19 berwajah polos, Vian Ahmad Fauzi, warga Dusun Watukandang, Kelurahan Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang tersebut menjadi pelaku pembunuhan keji itu, ia berhasil di tangkap oleh Satreskrim Polrestabes Surabaya berdasarkan sidik jari yang menempel pada gelas Teddy Bear di rumah majikan korban yang sempat dipegangnya.
Penangkapan tersangka setelah polisi melakukan penyelidikan selama lima hari, Vian ditangkap saat ia sedang nongkrong di warung kopi di kawasan Tubanan Lama, penangkapan itu berdasarkan kecurigaan polisi dengan gerak-gerik tersangka.
“Sejak semula, kami mencurigai jika pelaku pembunuhan itu bukan orang yang jauh dari lokasi pembunuhan. Kecurigaan kami mengarah kepada tersangka, penangkapan tersangka setelah polisi melakukan penyelidikan selama lima hari. Vian ditangkap saat ia sedang nongkrong di warung kopi di kawasan Tubanan Lama. Penangkapan itu berdasarkan kecurigaan polisi dengan gerak-gerik tersangka,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga.
Sidik jari yang menempel pada gelas Teddy Bear, yang menjadi kunci utama dalam kasus ini merupakan penyelidikan petugas ternyata awal mula sidik jari tersebut saat usai membantai korban Sri secara keji, tersangka yang kehausan sempat minum dengan menggunakan gelas bergambar beruang yang ada di dapur majikan korban atas bukti tersebutlah tersangkapun tidak bisa berkutik lagi dan mengakui semua perbuatannya.
Menurut polisi memang saat itu tersangka menggunakan sarung tangan, namun tidak sampai menutupi semua jarinya dan hal ini lah yang membuat sidik jari tersangka masih menempel di gelas tersebut dan berhasil petugas tandai.
Bukti lain yang diperoleh oleh petugas selain sidik jari yakni jumper, sepatu, celana, kaos, tas, obeng, dan pisau milik tersangka diyakini barang itulah yang digunakan saat pelaku mengeksekusi korban di kamar tidurnya dan pisau penghabisan, polisi mendapatkannya disimpan di kos tersangka yang berjarak hanya 100 meter dari rumah tempat korban bekerja.
Setelah berhasil menangkap dan memeriksa Vian, polisi memastikan jika motif pembunuhan karena pelaku ingin merampok rumah majikan korban namun karena saat masuk ke dalam rumah dipergoki oleh korban yang saat itu sedang mengepel lantai tidak jauh dari tangga, maka tersangka pun langsung menghabisinya, sebelum membacok korban, tersangka terlebih dahulu memukul korban dengan tangan kosong dan kemudian dia membacok leher korban dan menyeretnya ke dalam kamar.
Aksi pembunuhan yang dilakukanya berhasil terpantau oleh kamera CCTV di rumah majikan korban rupanya tetap mencari peluang untuk mencuri dan dari rekaman itu, dia mencoba ke ruangan lain di dalam rumah untuk mencari barang berharga, tersangka awalnya menuju ke dapur, lantas ke garasi, kemudian ke ruang tengah namun, dia tak menemukan barang berharga merasa aksinya tak berhasil, tersangka kemudian meninggalkan rumah majikan korban melalui pintu depan, pelaku tak bisa melakukan pencurian ke kamar majikan korban di rumah itu, karena tak ada akses menuju ke sana.
Pencurian yang dilakukan oleh tersangka sudah direncanakan. Saat itu, tersangka keluar kos pada Sabtu dini hari sekitar pukul 01.00, kemudian bermodalkan obeng, dia menuju ke rumah tetangganya tersebut untuk melakukan survei, tersangka terlebih dahulu menuju ke warung kopi milik Tosin yang jaraknya tak jauh dari rumah Simon (majikan korban) dan di warung yang sudah tutup itu, tersangka mengambil pisau yang digunakan untuk menghabisi korban selanjutnya tersangka masuk ke rumah dengan cara memanjat pagar
Setelah sampai di halaman, tersangka kemudian memanjat pohon menuju ke lantai dua dan terus naik ke lantai tiga dengan memanjat dinding dan di lantai tiga, tersangka mencongkel pintu menggunakan obeng dan setelah terbuka pelaku masuk rumah dan turun ke lantai dasar.
Namun Saat menuruni tangga ke lantai dasar, tersangka dipergoki oleh Sri yang saat itu belum tidur perempuan 47 tahun itu baru saja mengepel lantai hingga akhirnya takut aksinya ketahuan, tersangka pun menghabisi korban dengan cara menyayat leher korban hingga korban tak bernyawa sampai akhinya pelaku menyeretnya ke kamar, kemudian dengan tenang, tersangka mengambil handuk yang ada di ruang setrika untuk mengelap darah yang membasahi pisaunya.
Sementara itu kepada polisi, pemuda yang baru lulus SMK di Lumajang itu mengaku nekat melakukan aksinya lantaran butuh uang untuk biaya hidup, sebab ia baru saja dipecat dari tempatnya bekerja sebagai sopir pribadi menurutnya, setelah melakukan aksi tersebut, dia tidak berusaha kabur ia juga berusaha melakukan beragam upaya untuk menyembunyikan identitasnya.
Satu persatu barang bukti yang ia gunakan dalam aksinya ia sembunyikan “Pisau yang saya ambil saya kembalikan ke warkop. Selain itu, saya juga mengubah penampilan rambut agar berbeda pada saat saya melakukan pencurian. Sebab, saya tahu jika wajah saya terekam CCTV,” ungkap pemuda berwajah polos tersebut. @jep