Malang, BeritaTKP.com – Sebanyak 20 tenaga pengajar di SD Muhammadiyah 4 Kota Malang mengalami keracunan massal. Hal ini segera ditindaklanjuti dengan membawa seluruh korban menuju rumah sakit. Kini kondisi korban mulai berangsur-angsur pulih setelah menjalani perawatan inap dan rawat jalan di sejumlah rumah sakit.
“Total 20 guru, enggak ada siswanya, 50 persen rawat jalan, 50 persennya rawat inap. Alhamdulillah enggak ada masalah sekarang, yang rawat inap 10 sudah pulang semuanya, cuma 10 orang,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Malang Suwarjana, pada Selasa (6/9/2022) kemarin.
Menurut Suwarjana, awal mula semua korban mengalami keracunan ini setelah memakan nasi kotak katering pemberian syukuran orang tua salah seorang siswa. Nasi yang dimasak di pagi hari, disantap oleh tenaga pengajar dan guru pada sore hari saat berbuka puasa. Dari sanalah awal terjadinya keracunan massal yang dialami oleh puluhan guru SD Muhammadiyah 4, Kota Malang.
“Ada orang tua siswa syukuran di hari Kamis, kemudian memberi nasi kotak, sebagian ada yang puasa sehingga dimakan saat buka puasa, langsung ada reaksi sakit perut, muntah, dan pusing,” ucapnya.
Selanjutnya, para guru itu akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan sebagian besar menjalani rawat inap, sebagian dari guru itu ada juga yang menjalani rawat jalan. Namun dari seluruh korban yang mengalami keracunan sudah dalam proses pemulihan.
Namun kendati telah dipulangkan, aktivitas belajar mengajar di SD Muhammadiyah 4 belum sepenuhnya normal dan masih ditutup sementara waktu hingga pekan depan. Aktivitas belajar mengajar pun dialihkan secara daring.
“Semua sudah pulang, yang rawat jalan juga sudah sembuh semuanya, cuma perlu istirahat. Makanya sampai hari Rabu masih daring. Pembelajaran daring, bukan libur,” ucap Suwarjana.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang dr. Husnul Muarif mengatakan, mayoritas korban keracunan dirawat di RS Unisma dan RS Persada. Mereka menderita diare, pusing, demam, mual, muntah-muntah, dan perut melilit.
“Sebagian ada yang dibawa ke RS Unisma dan RS Persada sejumlah 23 orang, sedangkan rawat jalan 46 orang, mayoritas mereka berumur 15 – 45 tahun guru dan tenaga pengajar,” ujar Husnul.
Saat ini pihaknya telah melakukan investigasi ke pihak kateringnya. Namun diakuinya cukup kesulitan pasalnya beberapa sampel makanan yang diduga membuat para korban keracunan terbuang.
“saat ini teman-teman juga melakukan investigasi ke kateringnya, namun karena sudah tiga hari sampel bahan makanan dan sisa muntahan sudah dibuang, sehingga tidak ada pemeriksaaan sampelnya. Tetapi tetap dilakukan kunjungan dan edukasi kepada pemlik maupun penjaman makanannya,” jelasnya.
Sedangkan dari pantauan di lapangan, gerbang sekolah yang berada di Jalan Sudimoro, Lowokwaru, Kota Malang, dalam kondisi terkunci dari luar. Menurut kesaksian warga sekitar, sekolah itu tidka ada aktivitas belajar mengajar sejak Senin lalu. (Din/RED)






