Tulungagung, BeritaTKP.com – Tercatat sebanyak 173 ekor sapi perah mati karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo. Desa ini mnejadi salah satu daerah terdampak wabah PMK paling parah.

Kondisi ini juga tak lepas dari perilaku pedagang sapi nakal yang nekat mendatangkan sapi dalam kondisi sakit dari Boyolali Jawa Tengah.

“Saat itu Tulungagung masih zona hijau. Sementara di daerah Jawa Tengah sudah ada yang kena PMK,” terang Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan), Mulyanto.

Pada saat itu, sapi-sapi yang datang dari Boyolali, Jawa Tengah dijual murah, pasalnya telah terinfeksi virus PMK. Pedagang nakai ini lalu membeli sapi yang skait dan dibawa ke Penjor. Dan tak lama kemudian wabah PMK meluar di Desa Penjor.

“Akhirnya PMK merebak dan meluas sampai saat ini,” sambung Mulyanto

Penjelasan Mulyanto dibenarkan oleh warga, Hari.

Menurutnya memang ada blantik (pedagang sapi) mendatangkan sapi-sapi dari Boyolali. Saat itu wabah PMK belum muncul di wilayah Desa Penjor.

“Padahal saat itu sudah ada larangan sapi dari luar daerah. Tapi ada blantik yang bawa dari Boyolali,” ujar Hari.

Pelan-pelan PMK mulai merebak dan menemui kondisi terparah sejak sebulan lalu. Satu per satu sapi perah mati hingga mencapai puluhan.

Sementara daerah yang tak dimasuki blantik, relatif lebih aman dari PMK.

“Desa-desa yang tidak dimasuki blantik ini situasinya lebih terkendali. PMK tidak separah di Penjor,” ucap Hari. (Din/RED)